ANALISIS JURNAL
DAMPAK WORKAHOLISM PADA
PEKERJAAN-KONFLIK KELUARGA, KEPUASAN KERJA, DAN PERSEPSI DARI KEGIATAN WAKTU
LUANG
The Impact of Workaholism on
Work-Family Conflict, Job Satisfaction, and Perception of Leisure Activities
The Psychologist-Managerial
Journal,11: 241-263, 2003
I.
Abstrak
Penulisan abstrak oleh peneliti lengkap.
Dalam abstrak tersebut sudah termuat tujuan peneliti, latar belakang
penelitian, koresponden peneliti, langkah-langkah penelitian, dan hasil
penelitian.
II.
Pendahuluan
- A. Latar Belakang
Latar belakang pada penelitian ini
mengangkat alasan beberapa inidikasi dalam teknologi mungkin menyumbang peningkatan
angka waktu yang dihabiskan pada aktivitas pekerjaan terkait, dari. Erase-Blunt
(2001) dari 60% pekerja kantor mengakui bahwa ketika mereka berlibur, mereka
selalu membawa telfon genggam, 33% untuk melihat e-mail, dan lebih dari
setengah responden menelpon kantor setidaknya satu kali sehari.
20% dari pekerja di Amerika pergi ke
kantor ketika mereka sakit, cidera, atau janji medis. Organisasi mengusulkan
agar dapat berperan dalam tren ini. Burke (2001a) organisasi mengakui dalam
penggunaan teknologi memperkuat perilaku workaholic (P. 639).
Alur yang digunakan peneliti dapat bisa
dimengerti, dalam memaparkan latar belakang tersebut peneliti tidak
mencantumkan bukti otentik untuk memperkuat data empiris yang terbaru, dan
peneliti tidak mencantum kan hasil dari penelitian sebelum untuk mendukung
penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
- B. Rumusan Masalah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meneliti hubungan antara workaholik dengan faktor: (1) pekerjaan-perseturuan
kehidupan, (2) kepuasan kerja dan (3) kenikmatan saat waktu luang. Dalam
beberapa dekade terakhir karyawan di prusahaan Rose Amerika menghabiskan waktu
kerja perminggu dari 43 jam menjadi 47 jam, sedangkan untuk karyawan
profesional dimana saja, menghabiskan waktu kerja dari 50 jam menjadi 80 jam
perminggu (e.g., Brenton & Largent, 1996). Akhirnya dalam setahun Reiss
(2002) menyatakan karyawan di Amerika menghabiskan rata-rata 1,979 jam setahun.
C.
- Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan maanfaat penelitian ini tidak
ditulisan secara eksplisit.
III.
Kajian Teori
Dalam penelitian ini dilandasi oleh
Spence and Robbins (1992) mengidentifikasi tiga dasar dimensi dari workaholik:
(1) keterlibatan kerja, (2) penggerakan (e.g., kuat memotifasi dalam bekerja)
dan (3) kenikmatan bekerja. Naughton (1987) dia meng indenfikasikan empat tipe
dari workaholic: (1) keterlibatan kerja workaholik, (2) dorongan workaholik,
(3) bukan workaholik dan (4) dorongan
bukan workaholik. Scot et al (1997) mengidentifikasikan tiga tipe dari
workaholik: (1) dorongan – bergantung, (2) perfeksionis – obsesif dan (3)
penghargaan – orientasi. Anggota keluarga dan teman mendapatkan efek rugi dari
tingkah-laku workaholik.
Bartolome (1983) membahas sifat terasing
dalam keluarga workaholik, dan orang lain mengomentari bahwa kesulitan perkawinanlah
yang dihadapi oleh individu seperti itu (e.g., Klaft & Kleiner, 1988;
Spruell, 1987). Penderitaan yang dialami
oleh keturuan workaholik sebanding dengan penderitaan yang dialami oleh
pasangan alkoholik (Fassel, 1990; Robinson, 1998a, 2000; Schaef & Fassel,
1998). L’Abate and L’Abate (1981) menunjukan bahwa istri dari pasangan
workaholik sering mengabaikan tujuannya ketika sedang mendukung tujuan dari
suaminya. Workaholik memiliki kesulitan untuk berhubungan intim dan tidak
mempunyai waktu untuk diluar hubungan intim (Killinger, 1991; Minirth et al.,
1981; Porter, 1996; Robinson, 1998a; Spruell, 1987).
IV.
Prosedur
Penelitian
- A. Metode Penelitian
Peneliti menggunakan metode kuantitatif
dengan menyebarkan angkat yang berupa alat tes dan alat ukur yaitu: Work
Addiction Risk Test (WART), Leisure Bored Scale (LBS), Free Time Boredom Scale
(FTB), Work-Family Conflict Scale (WFC), Relationship Assessment Scale (RAS),
dan Job In General Scale (JIG). Dalam metode penelitian peneliti memaparkan
jelas: (1) peserta uji, (2) metode pengujian, (3) perhitungan pengujian dan (4)
hasil pengujian.
- B. Tahap Penelitian
Peneliti melakukan penelitian dengan
menyebarkan angket pada media e-meil kepada pekerja professional dengan jumlah
103 angket dan kepada staff dari universitas di Southeastern Amerika sebanyak
129 angket, dengan jumlah angket yang disebar sebanyak 232 angket, dengan
rata-rata peserta uji adalah wanita, dengan rata-rata umur perserta uji 41-47
tahun. Peneliti menyebarkan angket yang berisi alat tes.
Pada tahap penelitian peneliti ini
peneliti sudah menjelaskan secara lengkap tahapan penelitian, peneliti juga
memberikan penjelasan mengenai alat tes. Peneliti juga memaparkan secara jelas
metode, tempat, perhitungan dan hasil sehingga dapat memudahkan pembaca dalam
memahaminya.
V.
Hasil dan
Pembahasan
- A. Hasil
Dalam penelitian ini peneliti memaparkan
hasil yang jelas meliputi: (1) perhitungan alat tes dan alat ukur (2) dampak
dari workaholik (3) korelasi kepribadian workaholik (4) peran organisasi dan
implikasih. Peneliti juga menjelaskan terapi yang baik untuk workaholik, dan
peneliti menjelaskan tentang prioritas kerja dan pengaturan waktu yang baik
dalam bekerja dan peneliti juga membagi tipe dalam workaholik secara jelas.
- B. Pembahasan
Peneliti memaparkan penjelasan dengan
cukup jelas, karena mengulas satu persatu hasil dari alat tes dan alat ukur,
selain itu peneliti juga mengoneksikan hasil yang diperoleh dengan tipe
workaholik berdasarkan data-data tersebut.
VI.
Simpulan dan
Saran
Dalam laporan meneliti memaparkan
simpulan dengan jelas menggunakan alat tes dan alat ukur sehingga menghasilkan
simpulan yang cukup jelas dan dapat dimengerti, peneliti juga memaparkan
poin-poin penting seperti: (1) memotivasi seorang workaholik, (2) Pengaturan
waktu yang baik (3) prioritas tugas dan (4) terapi yang baik untuk workaholik.
Sedangkan saran yang disampaikan
peneliti: dukungan dari keluarga terdekat sangatlah penting untuk kesuksesan
terapi, dan pengaturan waktu, prioritas tugas, dan batasan diri adalah komponen
penting untuk menghindari anda menjadi workaholik.