Company Profile
Grup Lippo adalah sebuah perusahaan besar di Indonesia yang didirikan oleh Mochtar Riady. Grup ini memulai usaha dengan Bank Lippo yang telah berganti nama dan berubah posisi sahamnya menjadi Bank CIMB Niaga. Perusahaan ini kemudian mengembangkan diri di usaha properti yang kemudian berkembang di Indonesia, Cina dan beberapa negara lainnya. Selain di usaha properti juga melakukan pengembangan bisnis eceran, telekomunikasi, dan berbagai jenis usaha lainnya.
Sejarah
Didirikan oleh Dr. Mochtar Riady pada tahun 1950-an. Kemudian berkembang menjadi perusahaan pribadi dan publik di Cina, Hong Kong dan Makau, Indonesia, Filipina, Singapura dan Korea Selatan dengan total aset senilai US$11 miliar. Juga terdaftar di berbagai bursa saham di Hong Kong, Indonesia dan Singapura dengan setidaknya 15 jenis perusahaan. Sejarah Grup Lippo bermula ketika Mochtar Riady yang memiliki nama Tionghoa, Lie Mo Tie membeli sebagian saham di Bank Perniagaan Indonesia milik Haji Hasyim Ning pada 1981. Waktu dibeli, aset bank milik keluarga Hasyim telah merosot menjadi hanya sekitar Rp 16,3 miliar. Mochtar sendiri pada waktu itu tengah menduduki posisi penting di Bank Central Asia, bank yang didirikan oleh keluarga Liem Sioe Liong. Ia bergabung dengan BCA pada 1975 dengan meninggalkan Bank Panin. Di BCA Mochtar mendapatkan share sebesar 17,5 persen saham dan menjadi orang kepercayaan Liem Sioe Liong. Aset BCA ketika Mochtar bergabung hanya Rp 12,8 miliar. Mochtar baru keluar dari BCA pada akhir 1990 dan ketika itu aset bank tersebut sudah di atas Rp 5 triliun. Bergabung dengan Hasyim Ning. Pada 1987, setelah bergabung, aset Bank Perniagaan Indonesia melonjak naik lebih dari 1.500 persen menjadi Rp 257,73 miliar. Hal ini membuat kagum kalangan perbankan nasional. Ia dijuluki sebagai The Magic Man of Bank Marketing. Dua tahun kemudian, pada 1989, bank ini melakukan merger dengan Bank Umum Asia dan semenjak saat itu lahirlah Lippobank. Inilah cikal bakal Grup Lippo. Pendiri Grup Lippo adalah Mochtar lahir di Kota Malang, 12 Mei 1929; umur 83 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia terkemuka, pendiri dan presiden komisaris dari Grup Lippo.
Jenis usaha dan grup perusahaan
Bergerak di bidang properti meliputi kota satelit, perumahan, kondominium, perkantoran kelas A, pusat industri, pusat belanja, hotel, golf dan rumah sakit. Selain di Indonesia juga memiliki properti sejenis di China dan Singapura. Di bisnis eceran menguasai beberapa usaha seperti Matahari Putra Prima meliputi Foodmart, Matahari Department Store, dan Hypermart serta eceran di produk kesehatan dan kecantikan. Memiliki usaha di bidang media, telekomunikasi, teknologi informasi dan TV kabel. Jasa keuangan seperti perbankan, asuransi, dan lainnya dengan fokus di Asia.
Grup Lippo kini memiliki usaha di mancanegara dengan grup perusahaan di Indonesia di antaranya:
CEO Lippo Group
MENDADAK James Riady, 42 tahun, menyita perhatian Amerika Serikat. Pengusaha ternama Indonesia itu disiarkan New York Times edisi 7 Oktober 1996 telah menyumbang sejumlah US$ 200 ribu untuk menyokong kampanye Presiden Bill Clinton dari Partai Demokrat pada tahun 1992.
Adalah wartawan William Safire yang mengungkapkan hubungan Riady-Clinton itu. Menurut Safire, setelah Clinton menghuni Gedung Putih, ada perbedaan sikap yang jelas dalam politik luar negeri AS terhadap Indonesia. Misalnya soal buruh di Timor Timur.
Di dalam negeri, Riady dipuja dan dicaci. Pemilik harian Media Indonesia yang juga seorang pengusaha, Surya Paloh, mengacungkan jempol atas lobi hebat Riady. Siapa James Riady yang anak taipan Mochtar Riady ini?
Di sini, orang banyak mengenalnya sebagai bankir, sekaligus businessman. James Tjahaja Riady adalah generasi kedua yang disiapkan memimpin tampuk kekuasaan di kelompok Lippo -- grup yang kini meraksasa dan dibangun oleh Mochtar Riady. Bahkan dia sering disebut-sebut sebagai calon tunggal pewaris tahta bisnis ayahnya, Mochtar Riady, yang selama ini dikenal sebagai bankir bertangan dingin. Boleh jadi, itu karena langkah-langkah bisnis yang dibuat James. Dia memang cepat, dan inovatif.
Tenang dan murah senyum, James adalah duplikat bapaknya. Kedudukan sebagai Chief Executif Officer (CEO) Grup Lippo sungguh pantas untuknya. Kemampuannya berbisnis tampak dari beberapa lahan proyek yang digarap Lippo belakangan ini. Misalnya, ia bereksperimen dengan menerapkan jurus sukses di bisnis keungan pada bisnis properti "kota mandiri" Lippo Vilagge (Tangerang) dan Lippo Cikarang (Bekasi). Keduanya sukses menyedot jutaan penghuni. Konsepnya sangat sederhana dan belum pernah dilakukan developer manapun di negeri ini: pre-sale alias jual di depan. Dia juga punya kiat lain. "Yang kami jual bukan hanya rumah, lapangan golf, ataupun gedung perkantoran, tapi kepercayaan," katanya.
Tak berlebihan, bila dia disebut putra mahkota. Tanggapan James? "Ah, Anda ternyata ikut-ikutan salah juga. Tidak benar saya dipersiapkan sebagai pewaris Lippo," sangkalnya. Kata dia, kalau memandang Lippo hanya dari figur Mochtar dan James, berarti orang memandang Lippo dari luarnya saja. "You boleh bertanya sendiri, langsung kepada profesional di sini," ujarnya serius tentang kerja tim dan rapinya organisasi Lippo. Semua punya "bagian" dalam pengambilan keputusan bisnis Lippo. Dan dibawah pimpinan James Riady saat ini, Lippo Group tambah melebarkan sayapnya diranah Bisnis tanah air, selain itu banyak UKM yang dikembangkan oleh Lippo group sehingga dapat membantu masyarakat kelas menengah kebawah.